SELAMAT DATANG

BLOG INI MERUPAKAN PELATIHAN PERENUNGAN DIRI

Senin, 18 April 2011

PRO DAN “ANTI” PERUBAHAN

Ada sebuah ungkapan, Ini zaman perubahan. Segalanya sudah banyak berubah. Ada ungkapan lain menyatakan satu-satunya hal yang tetap di dunia ini adalah perubahan itu sendiri. Ungkapan kedua ini menunjuk sesuatu yang lebih ekstrim dari ungkapan pertama yang hanya saat ini saja yang disebut zaman perubahan.
Sebagian orang membanggakan perubahan sebagai dewa. Sebagian lain merasa terusik dan prihatin dengan perubahan itu. Tulisan ini tidak sedang berbicara masalah politik, jadi pembaca tidak perlu berpikir tentang reformasi dan status quo, serta ketidakpastian-ketidakpastian lain.
Orang yang menyukai perubahan menginginkan segalanya berjalan ke arah lebih baik. Semua sisi kehidupan diharapkan menuju jalan yang lebih tinggi. Naik tingkat dan serajatnya. Begitulah maksudnya. Tidak ada maksud lain kecuali bertambahnya kebaikan di semua lini. Kesejahteraan, kemakmuran, kerukunan, martabat, pendidikan, ekonomi, taraf social, kesadaran akan tata nilai, budaya dan sebagainya semua diharapkan menjadi lebih baik dari kemarin.
Orang yang terusik dan memprihatinkan perubahan melihat perubahan yang sedang berlangsung menuju ke arah yang lebih buruk. Kesadaran masyarakat mulai menurun, terjadi dekadensi moral, kriminalitas meningkat, korupsi, kolusi, perzinaan, perjudian, pembunuhan, pencurian, perampokan (dalam berbagai bentuknya), penurunan filter terhadap tata nilai adat istiadat, kohesi sosial dan sebagainya. Semua menjadi luntur oleh zaman yang sudah berubah.
Itulah intinya.
Orang yang pro perubahan dan yang terusik oleh perubahan ternyata memiliki KESAMAAN. Mungkin sebagian orang yang mendewakan perubahan mengolok-olok orang yang “anti” perubahan. Demikian pula sebagian orang yang “anti” perubahan mengolok-olok orang yang pro perubahan. Tetapi sebenarnya yang mereka inginkan adalah hal yang sama. Mereka memiliki titik temu pada tujuan yang mereka harapkan.
Tentu ini bisa terjadi manakala keduanya berada di jalur yang semestinya dan tidak ada sesuatu yang disebut dengan kepentingan. Soalnya, jika kepentingan berbicara, maka seluruhnya akan runtuh. Judul di atas tidak lagi PRO PERUBAHAN DAN “ANTI” PERUBAHAN, tetapi akan berubah menjadi “PRO” PERUBAHAN DAN ANTI PERUBAHAN.
Perbedaan tanda kutip menentukan makna yang dikandungnya. Bahasa yang diungkapkan sama persis, namun isinya benar-benar berbeda, bahkan bertolak belakang. Ini adalah awal pemikiran saya mengenai kulit dan isi. Banyak orang yang berbicara keras mengenai perubahan, namun ternyata di balik itu dia menyimpan sesuatu. Banyak pula orang yang memprihatinkan perubahan, namun ternyata di balik itu dia menyimpan sesuatu. Jangan menilai sesuatu secara sekilas dan hanya melihat kulit luarnya saja. Walohu a’lam….
17 april 2011